The Power of Honesty
"Kesabaran
bukan soal berapa lama kau menunggu, namun apa yang engkau lakukan saat
menunggu. Kesabaran adalah keterampilan yang dihasilkan di bawah tekanan",
Joyce Meyer
Seorang wanita yang bernama Hani, berumur tepat satu tahun di bawah saya, pernah mengeluhkan tentang sikap pasangannya,
Pagi tadi dia tidak menjemputku, aku pikir ini dia lakukan
karena kejadian tadi malam, saat aku tidak membalas
pesan singkatnya. Malam itu aku sedang jalan bersama tetangga kosku.
Menanggapi pernyataan itu, saya diam. Ada beberapa teman saya yang pernah bercerita tentang hal yang sama. Kadang laki - laki memang mempunyai perasaan yang sama seperti perempuan. Merasa kesepian dalam waktu - waktu tertentu. Jika kita tidak pandai mengatur waktu. Itu akan menimbulkan rasa curiga pada benaknya. Sementara di sini kita sedang tidak melakukan apa - apa.
"Jadi?"
Menanggapi pernyataan itu, saya diam. Ada beberapa teman saya yang pernah bercerita tentang hal yang sama. Kadang laki - laki memang mempunyai perasaan yang sama seperti perempuan. Merasa kesepian dalam waktu - waktu tertentu. Jika kita tidak pandai mengatur waktu. Itu akan menimbulkan rasa curiga pada benaknya. Sementara di sini kita sedang tidak melakukan apa - apa.
"Jadi?"
Sepertinya. Kamu harus jujur pada dirinya. Bahwa ada laki - laki lain yang menyukaimu.
Tidak. Aku sama sekali tidak ingin menyakiti hatinya. Kamu tahu, kan. Dia sangat baik terhadapku.
Dari kasus tersebut di atas. Bahwa selalu ada kesalahan yang sama dilakukan oleh pria maupun wanita. Di satu sisi ia tidak ingin menyakiti pasangannya. Namun di sisi lain ia masih menerima hati lain walau cuma sekadar menyapa. Oalah.
Mari tengoklah di sekitar Anda. Ada berapa teman yang
mengalami masalah yang serupa dengan Anda. Saat pacar Anda sibuk dengan
dunianya, walau sekadar main game online atau berkumpul
dengan teman. Tapi, Anda merasa tersingkirkan, bukan? Anda memaki - maki dia
dan diri sendiri. Menyalahkan waktu, menyalahkan keadaan. Lihatlah bagaimana
reaksi para gadis ketika sedang menunggu kabar pasangannya, sementara
pasangannya nampak asik dengan dunianya. Yaa, di sini ada yang menunggu. Belum
tahu sedikit pun alasan pasangannya tidak memberi kabar sudah langsung reflek
saja bercerita di sosial media, berkicau di twitter. Membuat status dan twitt
yang tentu akan memancing jawaban - jawaban mengundang do'a dan prihatin semata.
"Sayang, maaf baru ada pulsa"
"Sayang, maaf baru ada pulsa"
Tiba - tiba si pria mengirimkan pesan singkat.
Dan si wanita yang nampak sudah stress karena tidak diberi kabar sedikit pun
akhirnya mengeluarkan reaksinya. Bertanya sesuatu, memarahi, mencaci.Ah,
sebenarnya ini bukanlah waktu yang tepat untuk saling menyalahkan. Ada kabar
dari si dia pun bukankah sudah sangat kita
harapkan?
John Gray, dalam buku fenomenalnya yang berjudul, Men Are from Mars and Woman are from Venus: Pria terkadang lari
ketika mereka tiba-tiba takut bahwa mereka merasa terancam. Pada saat seperti
itu mereka bisa menjadi benar-benar tidak bisa didekati, menuntut hak untuk dibiarkan
sendiri dan tidak mau mengekspresikan perasaan mereka. Dan berilah support dengan memberikan sedikit ruang,
mereka akan segera merasa lebih baik, dan kembali seperti biasa lagi. Hal ini
sulit bagi wanita untuk menangani dan menghadapi pria yang tiba-tiba dengan
cepat menutup diri dan bangkit kembali.
Dalam kasus memberi dan meminta perhatian memang tidak bisa
dipaksakan. Saat kita terlalu menuntut bukankah kadang akan menyebabkan
pasangan kita lari? Tetapi ini jarang terjadi saat pasangan kita meminta
perhatian dari kita. So Guys, lagi antara pria dan wanita harus mengerti
bagaimana cara memahami sikap masing-masing, selama apapun kamu mengenalnya,
jika kamu tidak bisa mengendalikan diri dalam menyikapi semua habbitnya, yaa perjuanganmu akan sia -
sia.
Ketika seorang pria mempunyai masalah, dia tidak ingin pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan baginya, tapi senang jika wanita mengatakan bahwa masalahnya adalah mudah untuk diatasi karena percaya atas kemampuannya. Ketika seorang wanita mempunyai masalah, dia senang pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan untuknya, tetapi tidak mau jika pria mengatakan bahwa masalahnya adalah sederhana untuk dipecahkan. Sebuah solusi harus dicari setelah perasaannya telah sepenuhnya didengarkan: terlalu cepat memberi solusi adalah pembenaran akan kemampuannya, tetapi mengurangi nilai kepedulian nya, terlalu lama membiarkan masalah adalah pembembenaran permasalahan, tapi mengurangi nilai kemampuannya, Johny Gray.
Ketika seorang pria mempunyai masalah, dia tidak ingin pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan baginya, tapi senang jika wanita mengatakan bahwa masalahnya adalah mudah untuk diatasi karena percaya atas kemampuannya. Ketika seorang wanita mempunyai masalah, dia senang pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan untuknya, tetapi tidak mau jika pria mengatakan bahwa masalahnya adalah sederhana untuk dipecahkan. Sebuah solusi harus dicari setelah perasaannya telah sepenuhnya didengarkan: terlalu cepat memberi solusi adalah pembenaran akan kemampuannya, tetapi mengurangi nilai kepedulian nya, terlalu lama membiarkan masalah adalah pembembenaran permasalahan, tapi mengurangi nilai kemampuannya, Johny Gray.
Saya mengenal seorang laki - laki. Hubungan kita cukup dekat
untuk dikatakan seorang teman. Ia saya kenal sejak kelas 2 SMP hingga masa
kuliah. Ketika dia bercerita tentang kehidupan keluarganya, bahwa ibunya adalah
istri kedua ayahnya. Sementara keberadaan ia di rumah ibu tirinya tidak pernah
terdengar nyaman. Tidak pernah ada komunikasi diantara mereka berdua. Saya jadi
tahu bahwa apapun yang dilakukan oleh orang tua tentu akan berdampak sekali
pada tabiat anaknya. Ah, yaa. Dia meninggalkan saya dengan segala rutinitas
komunikasi yang biasa kami jalani.
Ini tidaklah membuat saya khawatir kemudian, karena jarak
rumah kami hanya terhalang dua rumah saja. Tetangga ataupun teman kami sudah
tahu satu sama lain bahwa kami memang berhubungan baik sejak dulu. Hanya, ada
satu tabiatnya yang tidak saya sukai. Dia terlalu pemilih. Selalu membandingkan
antara satu dan perempuan lainnya. Entahlah, ketika saya mendengar cerita ini.
Saya menanggapinya dengan pikiran yang positive,
yaitu bahwa dia hanya ingin perhatian yang lebih.
Guys, mungkin kamu juga pernah mendengar cerita pasanganmu tentang
keluarganya, tentang aktivitas hariannya. Begitupun sebaliknya. Kita bercerita
kembali tentang aktivitas yang kita lalui dan keadaan keluarga kita sendiri. Bukankah ini adalah
salah satu usaha untuk saling memahami? Lalu, mengapa kita
masih terus menyalahkan keegoisan pasangan?
Beberapa kutipan yang saya ambil dari Barbarra & Allan Pease dalam bukunya yang berjudul Why Men Lie berkata:
Beberapa kutipan yang saya ambil dari Barbarra & Allan Pease dalam bukunya yang berjudul Why Men Lie berkata:
"Hanya musuh saja yang mengatakan
kebenaran. Teman - teman dan para kekasih berbohong tiada habisnya " Stephen King
"Orang bilang bahwa mereka mencintai
kebenaran, namun dalam kenyataannya mereka ingin mempercayai bahwa apa yang
mereka cintai adalam benar" Robert
Ringer
"Kebenaran akan membebaskanmu , namun pada
awalnya akan membuatmu kesal" Mal
Pancoast
Yaa, itu semua hanyalah sebuah kata bijak.
Bagaimanapun resiko yang akan kita hadapi kemudian, berkata jujur adalah yang
terbaik. Toh, masalah jika kemudian pasangan kita tidak menerima apa yang kita
bicarakan adalah hal yang biasa. Pandai-pandai mencari waktu yang tepat untuk
memulai satu pembicaraan. Jangan berbicara di waktu yang serius dengan nada yang
mengada-ada. Hormati pasanganmu. Hargai keberadaan dirinya. Bagaimanapun dia
adalah tempatmu berbagi.
Komentar
Posting Komentar